Episode pertama dimulai ketika saya melangkahkan kaki ke tempat ini pada tahun 2015. setelah itu episode kedua dan ketiga menjadi miliki tahun 2016. saya rasa dengan 3x kunjungan, ini adalah hasil dari ritual yang sering saya lakukan. Seperti biasanya, ketika memasuki sebuah daerah dan tempat baru saya akan melakukan sebuah ritual khusus ( jangan prasangka buruk ya, ritualnya berdo'a kok, biar perjalanannya berah dan diizinkan kembali ketempat tersebut dikemudian hari, hehehe )". oke, next, monggo disimak.
Lawang Sewu atau dalam bahasa jawanya memiliki artian "pintu seribu". Seperti namanya, lawang sewu merupakan gedung dengan banyak pintu keluar dan masuk yang terletak di Kota Semarang, jawa tengah, dahulu tempat ini merupakan sebuah kantor pusat perusahaan kereta api pertama Hindia - Belanda, Nederlandsh Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Peletakan batu pertama kali dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 1904, dan bangunan pertama ( Gedung A) diselesaikan pada tahun 1907, bangunan ini diresmikan dan dipakai pertama kali pada 1 juli 1907. Sebenarnya jumlah pintu yang dimiliki tidaklah genap berjumlah 1000 melainkan 300 an buah, ungkapan 1000 hanya menggambarkan betapa banyaknya jumlah pintu yang ada disana.
sejatinya pertama kali rel kereta api dibangun pada tahun 1873 oleh NIS untuk menghubungkan daerah pertanian yang subur di provinsi jawa tengah dengan kota pelabuhan semarang. sedangkan lawang sewu ini dbangun sebagai fasilitas perkereta apian yaitu sebagai kantor pusat NIS.
Lawang sewu adalah salah satu contoh aset peninggalan kebudayaan materi. Bangunan ini merupakan hasil karya desain dari arsitek Prof. Jacob K Klinkhamer dan BJ Oendang. pembangunan lawang sewu ini diyakini membawa tipikal 2 dasawarsa awal abad 20 ketika dikenalkan dengan politik etnis. sehingga muncul kebutuhan besar untuk mendirikan bangunan bangunan besar, akibat perluasan jajahan, desentraisasi administrasi kolonial dan pertumbuhan usaha swasta.
pada awal abad 20 an ini diyakini sebagai potret kebudayaan urban Semarang pada awal tahun 1900-an. Karya arsitekturnya tidak hanya dieksplorasi tentang tampilan interaksi masyarakat kala itu disemarang. bisa dikatakan bahwa pada masanya kota Semarang ini merupakan sumber inspirasi bagi Surabaya, batavia, bandung ketika itu.
Lawang Sewu yang selain terkenal akan tingkat kemistisannya juga menjadi wadah pendorong pertumbuhan kekayaan industri kreatif di jawa tengah dan sebagai sarana kegiatan alternatif..
Keunikan dan keindahan yang dimiliki oleh lawang sewu ini menjadikannya sebagai living museum. Menjadikan gedung Lawang sewu sebagai pendukung utama kegiatan dan produk industri kreatif, sebagai sarana ruang pameran, ruang seminar atau rapat, juga mendukung shopping arcade dengan menyuguhnkan berbagai produk retail, selain itu dihalaman yang diapit beberapa gedung kita akan disuguhkan dan dimanjakan oleh berbagai pagelaran seni.
Meskipun Lawang sewu yang kini lebih dikenal sebagai tempat mistis dan agenda fotografi para remaja, namun sesungguhnya ditempat ini menyimpan warisan sejarah dan juga sumber budaya yang mengiringi perjalanan panjang bangsa Indonesia. Histrical heritage and cultural resource.
Nah, ini para manusia yang pernah singgah bersama sama ke lawang sewu. paling kiri namanya Dewi Yulia Wati, tengah Desi Melati, kanan Fajar Setia Rahayu |
kalau yang ini namanya Handika Wahyu Dwi Setiawan |
yang ini namanya Tri Yaeni, ini foto jaman nggak enak, tahun 2014 :D , 2014 cuma bisa foto diluar doang |
maafkan sang kameramen, namanya Tri Yaeni |
liburan lawang sewu jam 12 mantap :)
ReplyDeletewah, asik yaa lawang sewuu. Kapan-kapan ane kesana.
ReplyDeletekeren, kapan bisa pergi kesana
ReplyDeletesaya baru tau sejarang nya lawang sewu. saya ada niatan mau kesana, tapi lokasi lumayan jauh, saya di tangerang selatan. tapi ngomong-ngomong itu beda sarjana ya😂
ReplyDelete