Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, meninggalkan dunia untuk surga,.. InsyaAllah

maritime tourism, Historical heritage and cultural resource in Suak Gual, Indonesia (wisata bahari, sejarah dan budaya di pulau mendanau bangka belitung )

Pesona mercusuar tanjung lancor dari laut Pesona pariwisata dan khasanah alam budaya memiliki prospek yang cukup potensial untuk me...

Pesta Demokrasi, untuk siapa ?

9 april 2014. 
Matahari dari ufuk timur mulai menampakan betapa gagah dan terang sinarnya  dalam mengawali pagi hari ini yang terlihat sedikit berbeda. yaa.. Berbagai media tiada yang tidak mengusung tema "pesta demokrasi" pada hari ini. itu menandakan ada sebuah hal yang istimewa pada hari ini.

Bersumberkan dari secarik kertas sebagai petunjuk, kaki ini melangkah ke sebuah bangunan lama yang telah bersahabat dengan kata pudar. tertulis dengan jelas di depan bangunan tersebut "TPS II". dan ternyata, bukan hanya sepasang kaki ini yang hadir didalam bangunan tersebut. melainkan 393 pasang kaki yang akan turut meramaikan dan memenuhi bangunan tua tersebut.

Ada sebuah hal yang terasa ganjil ditempat tersebut. suara gaduh, berisik, serta hiruk pikuk masyarakat yang sedang berhadapan untuk menemani 4 lembar kertas "Daftar calon tetap" berukuran besar yang ditempelkan didepan bangunan usang itu. yang menjadi pembeda pada kali ini adalah bukan sebuah keributan seperti ketika diadakan kampanye. bukan sebuah kebisingan seperti yang tertayang oleh televisi ketika terjadi pemberian janji manis calon legeslatif. bukan sebuah hiruk pikuk dikala para tim sukses memperkenalkan segala yang perlu dikenalkan kepada warga. melainkan sebuah kebisngan karena kebimbangan, sebuah keributan karena kebingungan, sebuah hiruk pikuk karena masyarakat tidak tahu akan wajah-wajah yang akan mereka pilih.

tidak ada tampak wajah keseriusan, tiada raut muka penuh harapan. bahkan mereka penuh canda dalam menghadapi kebimbangan dan ketidak tahuannya tersebut.
 dengan nada agak sedikit keras seorang warga berkata " siapa calon yang mau dicoblos ya ?"
"kalau saya sih yang penting calonnya cantik." ujar lelaki dibelakang nya disambut gelak tawa para warga.
"berarti kalau kami memilih yang ganteng dong pak.?" tanya seorang ibu-ibu di tengah-tengah kerumunan.
"terserah lah , yang penting udah dapat yang beginian." seorang laki-laki tua menanggapi sambil memperlihatkan jari kelingking yang telah berwarna ungu tua.

saya yang memperhatikan peristiwa tersebut tidak bisa berbuat banyak, karena memang saya juga mengalami hal yang sama, namun dalam kadar yang lebih sedikit dibandingkan dengan mereka.
pandangan saya beralih ke beberapa bilik suara tempat pencoblosan. tiada hal yang istimewa, semua orang masuk lalu keluar dan menyerahkan kertas kepanitia untuk dimasukan ke kotak suara. yang menjadi perhatian adalah kurun waktu yang mereka habiskan di bilik suara. cukup kaget ketika saya memperhatikan tiap orang yang berada dibilik suara mencapai 10 menit. berbagai macam hipotesis keluar. dan yang paling kuat adalah mereka bingung untuk memilih siapa.

Pemilihan Umum ( pemilu ) yang Merupakan Hari pengadilan untuk parpol oleh rakyat . sebuah ajang yang dinanti oleh sebagian orang untuk berharap akan kemajuan negeri tercinta ini seakan tidak menarik bagi sejumlah lapisan masyarakat, sehingga banyak diantara mereka yang melanjutkan aktivitas mencari sesuap nasi dari pada mengantri terhadap hal yang tidak pasti mereka dapatkan.

Pemilihan Umum yang selalu disanjung-sanjung sebagai pesta demokrasi/ pesta rakyat ternyata menimbulkan tanya bagi saya. 
untuk siapa pesta demokrasi ini ?
 lantas Birokrasi pemerintah yang katanya  "dari rakyat,oleh rakyat, untuk rakyat" apakah masih pantas untuk dipajang ?
lalu siapa yang perlu disalahkan atau siapa yang menganggap paling benar akan hal ini ?

ataukah para calon hanya memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat sebagai alat pendorong atau penarik dirinya yang sedang duduk nyaman ?


rentetan tanya yang yang benar-benar membingungkan dan harus  kita semua cari jawabannya.

Advertisement

Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, mati masuk surga,.. InsyaAllah

Popular