Seorang anak disebuah sekolah dasar memanjatkan do'a disepertiga malam terakhirnya.
"Ya Allah, Engkau kan tahu kalau ujian bahasa inggrisku hari ini dapat jelek . Tapi aku tetap senang dan bersyukur karena waktu ujian aku tidak sekalipun mencontek meskipun teman-temanku yang lain melakukannya."
" Ya Allah, tadi pagi waktu berangkat ke sekolah akudiberi ibu bekal sepotong kue dan sebotol air. kata ibu, sekarang sedang paceklik, jadi hanya itu yang bisa ku bawa agar disekolah tidak perlu jajan dikantin. terima kasih kuenya, Ya Allah. Dijalan aku melihat pengemis yang kelaparan . lalu aku memberikan kue itu kepadanya. tahu-tahu saja laparku hilang ketikan melihat pengemis itu tersenyum."
"Ya Allah, lihatlah, ini sepatu terakhirku. Mungkin aku harus berjalan tanpa sepatu minggu depan. Engkau kan tahu sepatu ini sudah rusak berat. tapi tidak apa-apa, paling tidak aku masih bisa pergi kesekolah. tetanggaku bilang orang-orang sedang gagal panen, sehingga teman-temanku banyak yang terpaksa berhenti sekolah. Tolong bantu mereka ya Allah supaya bisa sekolah lagi.
"oh iya . Ya Allah, semalam ibu memukulku. Mungkin karena aku nakal. Memang agak sakit. Tapi pasti sakitnya segera hilang, karena ku yakin Engkau akan menyembuhkannya. Yang terpenting aku masih mempunyai seorang ibu. Jadi kumohon, Jangan marahi ibuku ya Allah. Mungkin ibu sedang lelah saja dan panik memikirkan kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolahku."
"Terakhir Ya Allah, sepertinya aku sedang jatuh cinta. di kelasku ada seorang wanita yang pintar, cantik, dan baik. Menurut Engkau apakah dia akan menyukaiku ? tapi apapun yang terjadi, yang aku tahu Engkau tetap menyukai dan mencintaiku. Terima Kasih ya Allah."
Tak usah mempertanyakan dan mempersoalkan apakah kisah tersebut khayal atau nyata. Yang jelas kisah tersebut berasal dari seorang Ippho Santosa sang creative marketer.
"Tuhan, maaf kami sedang sibuk"
apa yang dapat kita simpulkan dan petik dari kejadian diatas ?
silahkan bandingkan dengan apa yang telah kita lakukan selama ini ?
sudahkah , ?
seberapa seringkah ?
mampukah ?
talk less do more,
gagal , coba lagi.
jatuh, bangun lagi.
Semenjak berdiri tahun 1964 hingga 1996 Program Studi (PS) ini dinamakan PS-Teknologi Penangkapan Ikan. Setelah tahun 1996 diganti menjadi PS-Pemanfaatan Sumberdaya Perairan (PS-PSP). Pada akhir tahun 2002 berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tertanggal 13 Desember 2002, Nomor : 58/DIKTI/2002 Program Studi PSP dikembangkan menjadi Jurusan PSP. Saat ini Jurusan PSP memiliki empat laboratorium untuk mendukung kompetensi lulusannya. Keempat laboratorium tersebut ialah Laboratorium Teknologi Penangkapan Ikan, Laboratorium Bahan dan Alat Penangkapan Ikan, Laboratorium Kapal Perikanan dan Laboratorium Daerah Penangkapan Ikan.
Keberadaan Jurusan PSP difokuskan untuk menyediahkan tenaga kerja sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang perikanan tangkap yang mampu menghadapi tantangan dan trend pembangunan perikanan dimasa yang akan datang, baik di tingkat Nasional maupun di dunia Internasional.
Tantangan pembangunan perikanan dimasa akan datang diperkirakan akan dipengaruhi oleh arus globalisasi dalam teknologi, informasi, sumberdaya manusia serta isu-isu global lain seperti:
- Penerapan “Code of conduct for responsible fisheries”.
- ISO 9000, ISO 9002, dan ISO 14000.
- Kesepakatan-kesepakatan Internasional (seperti WTO, AFTA, NAFTA, MEE, dan lain-lain).
- Property rigth isue, labour isue, dan sebagainya.
- Disamping “global issue” di atas pembangunan perikanan Indonesia diperkirakan akan diarahkan pada suatu “perikanan berbudaya industri” melalui pengembangan wawasan agrobisnis perikanan.
- Dikeluarkanya konsep perikanan dan kelautan sebagai unggulan Universitas Riau di wilayah A (Sumatera dan Kalimantan Barat), yang berarti sebagai pusat utama dalam memajukan ilmu, teknologi dan rekayasa serta pengelolaan perikanan dan kelautan bagi kesejahteraan bangsa dan umat manusia (Ahmad, 1999).
- Perubahan nama Fakultas Perikanan menjadi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
- Luasnya Perairan Laut Indonesia, khususnya wilayah A (Sumatera dan Kalimantan Barat) yang membutuhkan SDM yang dapat mengelolah dan memanfaatkan sumberdaya hayati laut secara optimal. Untuk itu Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan sudah seharusnya mengambil langkah antisipasi yang perlu ditempuh.