Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, meninggalkan dunia untuk surga,.. InsyaAllah

maritime tourism, Historical heritage and cultural resource in Suak Gual, Indonesia (wisata bahari, sejarah dan budaya di pulau mendanau bangka belitung )

Pesona mercusuar tanjung lancor dari laut Pesona pariwisata dan khasanah alam budaya memiliki prospek yang cukup potensial untuk me...

Rumah Tahfidz Programmer

Mahasuci Allah yang telah membukakan hati, membukakan pikiran serta memudahkan langkah  kaki saya untuk mengikuti sebuah program luar biasa di Rumah Tahfidz Alqur’an dan Programmer.

Sepertinya ini sebuah janji yang memang harus dibayarkan, ketika kuliah saya selalu berangan-angan untuk bisa merasakan dan memperbaiki diri dengan menghafal ayat-ayat suci Alqur'an, berbagai alasan pun muncul, kesibukan kuliah, kesibukan organisasilah, dan alasan-alasan lain yang coba syaitan munculkan untuk menjauhi rencana tersebut. namun, berakhirnya masa studi tidak membuatku lupa akan keinginan tersebut bahkan syaitan yang kali ini tidak memiliki alasan untuk menggagalkan yang kedua kalinya.

Rumah tahfidz Qur'an dan Programmer merupakan inovasi baru yang menggabungkan materi menghafal Al Qur'an 60% dan Programmer 40 %. ada 3 tahapan seleksi yang harus dilewati untuk bisa berada diprogram ini, seleksi pertama yaitu seleksi administrasi online, Tes Kedua tes bakat online, dan ketiga yaitu Tes Wawancara secara langsung ( Tes Hafalan (sudah diberitahukan ketika tes sebelumnya), tes baca Al Qur'an dan Tes Dasar Programmer).

Dari Sekian banyak calon santri Alhamdulillah 10 orang peserta dinyatakan lulus. kenapa hanya 10 orang ? karena memang kuota terbatas hanya untuk 10 orang peserta. program ini free alias gratis, makan, loundry, penginapan, laptop, wi-fi, dan berbagai jenis jajanan gratis diberikan oleh panitia.
itu sih kalimat penyemangat.
yang membuat hati ini sempat down adalah target 10 juz untuk satu santri atau minimal 5 juz harus dipegang oleh tiap santri. sebuah kalimat pembuka di acara penerimaan dan pelepasan santri menuju asrama. bukan hanya itu tiap santri harus bisa membuat 1 aplikasi android dan akan dipresentasikan di akhir/ wisuda ( ujian sarjana kedua kalinya nih, hahaha).

berbagai metode menghafal diberikan, untuk mempermudah tiap santri boleh memilih metode yang paling mudah untuknya.
setiap hari jam 3 dini hari seluruh siswa sudah harus bangun dan berada di masjid untuk melaksanakan sholat Tahajud, uniknya setiap malam yang menjadi imam adalah santri itu sendiri secara bergantian. dan parahnya dalam 1 kali rakaat bacaan Al qur'an yang harus dibaca minimal 1 halaman, jadi dalam 1x sholat tahajud 1 lembar bacaan. bayangkan dong kalau hafalan sudah mulai menipis, triqul ( al ikhlas, al alaq, dan annas ) pun menjadi sasaran empuk yang penting satu halaman. hahaha.
selesai sholat tahajud mulai lah berperang untuk menghafal hafalan baru, kemudian disetorkan ketika akan tiba adzan subuh, begitu juga selepas sholat subuh.

kelas programmer seperti menjadi obat penenang dalam program ini, bagaimana tidak, fasilitas 1 santri 1 laptop plus jaringan internet. karena dalam proses pembelajaran pengembangan aplikasi android ini memang memerlukan jaringan internet. jadi ya anggap saja itu hiburan, meskipun ada larangan untuk membuka jejaring sosisal tapi tetap saja. you know lah.

godaan- godaan kecil dan besar mulai berdatangan, mencuri-curi waktu utuk melihat dunia luar, bertanya-tanya kapan bisa keluar dan lain-lain. kami seakan menjadi bayi didalam rahim yang ingin keluar dengan berbagai cara. namun tahukah kalian kenyataan setelah saya keluar ? saya hanya si kecil nan cengen yang terus menangis, entah itu tangisan bahagia atau bahkan mungkin saja itu tangisan  ketakutan karena melihat hingar bingarnya dunia ini.

Dulu saya berpikir bahwa penghafal Al Qur’an itu hanyalah orang-orang tertentu yang memiliki daya ingatan kuat, seorang anak dari ustad ataupun ulama yang setiap harinya dijejali dan diajari ilmu Al Qur’an. Namun, setelah berada di Rumah Tahfidz dan Programmer yang di sponsori oleh Laznas Chevron, Yayasan Al Bayan yang bekerjasama dengan Politeknik Caltex Riau dan Baitul Qur’an Riau, saya banyak belajar dan paham bahwa sesungguhnya semua orang bisa menghafal Al Qur’an asalkan ada kesungguhan didalam hatinya.
Berada disini mengajarkan saya tentang makna sesungguhnya siapa penghafal Al Qur’an itu. Saya menarik sebuah garis kesimpulan yaitu “para penghafal adalah para orang-orang penjaga yang harus senantiasa menjaga hafalannya hingga maut menjemputnya. Bukan hanya menghafal melalui kepala melainkan juga hatinya, sehingga akan terintegrasi kedalam aliran darah yang mengalir keseluruh jiwa dan raganya”.

Banyak sebagian orang yang melayangkan pertanyaan “bagaimana cara menghafal Alqur’an ?”. Menghafal itu ibarat merajut, susah jika belum terbiasa. Seperti halnya orang yang ingin bisa menaiki sepeda, orang yang ingin bisa memasak dan lain lain.semua hal yang kita inginkan namun tidak pernah kita coba maka kita keinginan tersebut hanyalah akan menjadi wacana saja.

Dimulai dari membiasakan bersama Al Qur’an, kemudian kita akan merasa mendapatkan kenyamanan bersamanya, dan InshaAllah kesenangan, keberkahan dan ketentraman akan mengikuti.

aku mulai rindu saat dimana aku tidak diberi kesempatan untuk melihat dan memikirkan tentang dunia. akan tetapi, sebuah pesan memang harus disampaikan kepada yang lainnya. meskipun itu hanya satu ayat saja.


daily activity di rumah tahfidz qur'an
jam 03.00- 03.45 : ziyadah ( menambah hafalan baru)
jam 03.45 - 04.00 : setor hafalan baru
jam 04.00 - 05.00 : sahur dan subuh
jam 05.00 - 06.45 : ziyadah
jam 06.45 - 07.00 : setor hafalan baru
jam 07.00 - 07.30 : mandi
jam 07.30 - 12.00 : dhuha, ziyadah dan setor hafalan baru
jam 13.00 - 15.30 : programmer
jam 16.00 - 17.00 : muraja'ah ( setor hafalan dari awal sampai baru)
jam 18.00 - 21.00 : buka puasa, magrib, isya, tarawih
jam 21.00 - 22.30 : ziyadah / muraja'ah
jam 22.30 -22.25 : laporan jumlah tilawah dan hafalan dalam 1 hari
jam 23.00 - 03.00 : istirahat


special to Santri Rumah Tahfidz and Programmer
1. Darfi Sultoni ( Institut Teknologi Sepuluh November ITS Surabaya)
2. Fadhel  Pangestu S
3. Faruq Aziz Saputra
4. M. Abdul Azis ( Universitas Islam Riau)
5. M. Arif Maulana
6. M. Zahid Farel Fathanadim
7. Muhammad Redho
8. Nurilham Prayuda
9. Argadian Yoga Praditya (Universitas Riau)
10. Muhammad Kurnia
11. Salman Abdullah

Thanks to 30 santri tahfidz non programmer
and
Ustad Ilham

Advertisement

Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, mati masuk surga,.. InsyaAllah

Popular