Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, meninggalkan dunia untuk surga,.. InsyaAllah

maritime tourism, Historical heritage and cultural resource in Suak Gual, Indonesia (wisata bahari, sejarah dan budaya di pulau mendanau bangka belitung )

Pesona mercusuar tanjung lancor dari laut Pesona pariwisata dan khasanah alam budaya memiliki prospek yang cukup potensial untuk me...

Antara Sahabat, Musuh dan Kepentingan

Nyatanya modus perkenalan zaman now bukan lagi diperuntukan sebagai tujuan untuk mengenal lawan jenis atau perihal asmara saja, namun sudah menyelinap ke sector yang dianggap lebih seksi.
Pergaulan di zaman ini serba abu-abu. Persahabatan berbalut kepentingan, mencintai demi menguasai, koalisi untuk memuluskan ambisi. Yang memeiliki ketenaran, kekayaan, dan kedudukan terasa manis untuk dikawani. Ibarat setetes gula yang berada diapadang semut, menggiurkan dan menjanjikan kenikmatan yang tiada tara untuk dinikmati.
Sebaliknya, tanpa ketenaran, kekayaan dan kedudukan. Seseorang hanya dpandang sebelah mata. Dikucilkan, dijauhi, dikhianati dan dizalimi ketika tak tersisa lagi manis yang bisa dihisap darinya.
Ketika seseorang memiliki harta, musuh-musuh  mendadak mendekat dan bersahabat. Tak rela siempunya  menikmati sendiri dan berharap mendapatkan cipratan kenikmatan tersebut. Ketika seseorang memegang tahta dan tampuk  kuasa, lawan mendadak menjadi kawan,  lontarkan pujian dan dukungan. Berharap dapat mencicipi satu dua kursi kenikmatan.
Saya jadi teringat dengan sebuah kalimat yang sering dilontarkan dalam dunia perpolitikan  “ tidak ada teman atau lawan yang abadi, yang ada hanya sebuah kepentingan yang abadi” dan nyatanya inilah fakta pergaulan yang sudah terjadi disekililing kita.
Fenomena – fenomena ini  secara gamlang digambarkan dalam bait mahfudzhat diatas. Kebanyak manusia kini menjalin pertemanan tanpa berlandaskan kemurnian niat dan kesucian akhlak. Sadar atau tidak, Walhasil, segala bentuk relasi hanya berlandaskan kepentingan dan ambisius pribadi .

Kketika seseorang bergelimang harta atau memiliki tahta, mendadak semua bermanis muka, mengaku kerabat dan sahabat dan ketika seseorang terpuruk, satu persatu memalingkan muka dan pergi seakan tidak mengenalnya.
Lalu masih adakah teman sejati ? bagaimana cara menemukan mereka ?

Imam syafi’I menuturkan “jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah, maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskan. Karena mencari teman baik itu sulit, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali. Carilah sahabat yang setia dalam duka. Bukan dalam suka, karena hidupmu akan berputar pada suka dan duka”
Diriwayatkan Ibnu Mubarok dalam kitab Az-Zuhd “ apabila penghuni surge telah masuk kedalam surge, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama di dunia. Mereka bertanya kepada Allah SWT “ Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat yang selalu shalat bersama kami, puasa bersama kami, dan berjuang bersama kami ? maka Allah SWT berfirman “ Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya masih ada iman walaupun sebesar zarrah.”
Artinya sahabat dapat memberikan manfaat dan syafaat di akhirat kelak. Dimana kemurnian niat dalam menjalin persaudaraan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan terus berlanjut hingga satu sama lain tidak rela apabila mereka tidak dipertemukan kembali di surga.
Seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat seseorang. Rasulullah SAW bersabda “ Seseorang itu tergantung daripada agama temannya. Oleh karena itu, hendaknya salah satu diantara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman.

Berapa banyak musuh, karena harta mereka menemaniku

Berapa banyak teman, karena ketiadaan harta, mereka menjauhiku

Mengejar Halal (Review)

Komunitas Film maker Muslim ( FMM) menginisiasi peluncuran film Mengejar Halal menjadi sebuah film layar lebar. Komunitas yang awalnya hanya hobi membuat film pendek  yang bertujuan untuk menyiarkan islam, kemudian diunggah ke situs youtube.

FMM berdiri sejak tahun 2014 dipelopori oleh M. Ali Ghifari , Rian kurniawan, Andre, dan M. Amrul Ummami. Karya mereka di youtube telah ditonton lebih dari 15 juta orang dan 18 ribu pelanggan. Inilah yang membuat mereka percaya diri dan meluncurkan film layar lebar.
Cerita film Mengeajar Halal merupakan cerita yang menarik, basic strory mungkin sering kita lihat di berbagai film lainnya. Seorang wanita mendambakan pria sempurna untuk sebuah impian, pernikahan yang sempurna. Film mengejar halal bermula ketika kisah batalnya pernikahan Haura dan Shidiq, yang kemudian membuat Haura menjadi wanita yang terobsesi pada pernikahan yang sempurna.
Bagi haura, untuk mendapatkan pernikahan yang sempurna, ia butuh pra yang sempurna. Di tengah kegalauannya menanti sosok sempurna, Haura dipertemukan dengan halal, pria yang memiliki semua yang diharapkan haura. Haurapun melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya dan menjadikan Halal pasangan hidupnya. Akibatnya, hubungan Haura dengan sahabat dan saudara2nya mulai renggang karena sika egois haura yang semakin tak terkendali mengejar halal.
Film ini dikemas dengan sangat ringan, tapi mengandung banyak pesan dan hikmah yang bisa diambil. Mulai dari kisah percintaan antara suami-istri, persahabatan hingnga  belajar makna cinta yang sejati.
Sang sutradara M. Amirul Ummami mengungkapkan “bahkan film dengan judul mengejar halal ini sesungguhnya memiliki pesan yang kontras dengan judulnya.film ini Berangkat dari keresahan karena banyak muslimah yang menggebu ingin menikah, sementara mereka belum banyak mempersiapkan dirinya. Hingga timbul sebuah perceraian diantara pasangan muda.”

Yah, ini merupakan fenomena yang akhir-akhir ini banyak terjadi disekitar kita , banyak diantara mereka yang hijrah tanpa mengenal makna hijrah itu sendiri, sebagian besar hijrah untuk mendapatkan lelaki idaman, atau lebih tepatnya hijrah untuk menikah. Kajian-kajian tentang nikah muda menjadi pembahasan yang sangat seksi dan ramai didatangi kaula muda mudi hingga bahkan bisa dikatakan membludak, sebaliknya berbeda dengan kajian-kajian lain bertemakan keislaman yg lebih penting, yang hadir hanya segelintir orang.

Advertisement

Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, mati masuk surga,.. InsyaAllah

Popular