Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, meninggalkan dunia untuk surga,.. InsyaAllah

maritime tourism, Historical heritage and cultural resource in Suak Gual, Indonesia (wisata bahari, sejarah dan budaya di pulau mendanau bangka belitung )

Pesona mercusuar tanjung lancor dari laut Pesona pariwisata dan khasanah alam budaya memiliki prospek yang cukup potensial untuk me...

maritime tourism, Historical heritage and cultural resource in Suak Gual, Indonesia (wisata bahari, sejarah dan budaya di pulau mendanau bangka belitung )



Pesona mercusuar tanjung lancor dari laut
Pesona pariwisata dan khasanah alam budaya memiliki prospek yang cukup potensial untuk menjadi tulang punggung perekonomian di masa depan. Kompleksitas keindahan wisata alam, bahari, budaya dan sejarah yang dimiliki oleh desa suak gual mulai memikat  daya tarik wisatawan local maupun mancanegara untuk berkunjung ke salah satu desa di negeri laskar pelangi Belitung.


Menjadi sebuah daerah sebagai tujuan pariwisata pada dasarnya membutuhkan kerja keras, keseriusan, manajemen dan juga dukungan seluruh elemen mulai dari pemerintahan sampai masyarakat setempat.  Namun sebagai Desa yang memiliki seluruh elemen dasar pariwisata ( alam, budaya dan sejarah) sudah sepatutnya desa ini berbuat banyak dalam upaya mewujudkan cita-cita desa dengan memanfaatkan Besarnya potensi pariwisata yang tersebar di desa suak gual. Selaras dengan cita cita mulia desa untuk mengenalkan rumahnya ke dunia luar,  maka lahirlah sebuah kelompok sadar wisata (pokdarwis) bernama pagal piling.

Melalui kelompok sadar wisata (pokdarwis) pagal piling, pengembangan sector pariwisata menjadi prioritas penting lantaran memiliki magnet tersendiri dalam memperkenalkan kekayaan negeri.
Pemanfaatan pesona pariwisata desa suak gual terus berbenah. Alam perbukitan dengan pemandangan rumah penduduk bersanding bersama puluhan kapal yang berlabuh di dermaga, pesona bahari pulau piling nan indah, bukti nyata perjuangan panjang bangsa Indonesia juga berdiri nan gagah tinggi menjulang menambah bumbu eksotisme sejarah serta tradisi budaya turun temurun menjadi sebuah anugrah terindah yang dimiliki desa suak gual untuk dinikmati.

 Senyum sapa, ramah tamah, rukun dan damai. Begitulah kesan pertama kali yang dirasakan  tatkala memasuki gerbang dermaga pulau mendanau. Sebuah pulau di kabupaten Belitung, provinsi Bangka Belitung. Sebuah tari penyambutan turut andil menyapa menambah kesan keartistikan budaya yang masih terjaga dalam kehidupan bermasyarakat.

Salah satu homestay desa suak gual
Lebih kurang  membutuhkan Waktu tempuh lima belas menit dari pelabuhan tanjung nyato  untuk bisa hadir ditengah-tengah masyarakat desa suak gual. Dengan akses jalan tanpa hambatan yang membelah hutan dan kebun masyarakat pulau mendanau akan memanjakan mata dalam menikmati petualangan. 
Sebelum memulai mengeksplore sejumlah objek wisata, berbagai homestay siap melayani  peristirahatan wisatawan dengan rasa kekeluargaan. Rasa kekeluargaan itu timbul akibat adanya interaksi antara penghuni homestay ( rumah pribadi yang di tranformasi menjadi homestay ) dengan wisatawan. Tentu dengan hal tersebut wisatawan bisa melihat secara langsung aktivitas dan keseharian masyarakat setempat. Sebuah nilai positif tentunya.




Bersih, indah dan nyaman. Seperti itulah kesan kedua ketika raga melalui pemukiman penduduk. Tidak lebih dari 5 menit untuk bisa menikmati senja sebagai jeda transisi sore ke petang hari di dermaga suak gual. Semilir angin menghantarkan gelombang air laut yang menghempaskan dirinya ke badan kapal berkali-berkali. Berbeda dengan pelabuhan tanjung nyato yang relative diisi oleh aktivitas tambat laut, maka di pelabuhan suak gual dipenuhi oleh Lompatan-lompatan disertai tawa anak-anak yang terjun ke laut sehingga akan menjadi teman panca indera selama berada di dermaga bertype jetty tersebut.


Senja di dermaga suak gual

Pemandangan rumah penduduk dari atas bukit

Suasana pelabuhan gual

Anak anak desa di sore hari sealu bermain di laut



Wisata bahari pulau piling



Wisata bahari pulau piling memiliki hamparan tebing tebing di sebelah barat pulau layaknya ukiran alam nan indah. Pulau piling terletak lebih kurang 10 mil dari dermaga suak gual. Pertama kali tiba di pulau piling tepatnya di sebelah timur pulau, wisatawan akan disambut oleh perairan dangkal disertai tanaman jenis lamun didasar perairan. Kedalaman disekitar timur pulau ini hanya berkisar 1 sampai 1.5 meter sehingga Wisatawan bisa langsung terjun untuk melalukan snorkeling menikmatinya tanaman berjenis lamun.





Salah satu biota yang bisa wisatawan saksikan di perairan pulau piling





Eksotisme mercusuar tanjung lancor

Berdiri menjulang tinggi nan kokoh disebelah barat pulau mendanau, mercusuar peninggalan belanda ini menjadi salah satu instrumentasi penting bagi kapal yang melintasi selat gaspar (selat antara pulau belitung dan pulau bangka)
Bangunan yang sudah ada sejak tahun 1882 ini juga memiliki nilai sejarah dalam perjuangan kemerdekaan.  Sejarah mencatat beberapa nama yang telah gugur untuk memukul mundur pasukan belanda yang mencoba masuk ke pulau ini. Nama-nama tersebut kini diabadikan dalam sebuah tugu perjuangan di desa selat nasik.
Jalur menuju mercusuar sembilan lantai ini bisa melalui darat maupun jalur laut.

Pesona mercusuar dari udara


Pesona mercusuar tanjung lancor dari udara

Mercusuar tanjung lancor

Pesona mercusuar dari darat



Pesona wisata budaya

Selamat Laut

Selamat laut merupakan sebuah tradisi tahunan guna mengucapkan tanda syukur kepada Sang Pencipta atas hasil laut yang diperoleh selama kurun waktu satu tahun.
Pagelaran yang diadakan di tanah tambun dermaga suak gual ini menyajikan banyak kegiatan dalam menyambut puncak ritual. Kegiatan tersebut meliputi lomba dayung, tarik tambang dilaut, lomba mancing, pentas seni dan kegiatan kerakyatan lainnya.
Sementara itu ritual puncak berisikan  ritual do'a bersama dan ditutup dengan makan ikan bakar bersama.
Jumlah ikan panggang yang disediakan juga sangat banyak hingga puluhan kilogram. Acara terakhir itu juga di iringi oleh alunan musik tradisional stambul fajar.

Pasca pelaksanaan ritual selamat laut, nelayan dilarang melaksanakan aktivitas melaut selama tiga hari.
Tradisi ini dilakukan tiap tahun, namun pelaksanaannya mengikuti pergantian musim pada tahun itu.
Hidangan selamat laut

Ritual selamat laut

Ritual selamat laut


Ikan panggang dalam ritual selamat laut
Suasana kegiatan kerakyatan dalam selamat laut

Antusiasme masyarakat dalam merayakan selamat laut





Keroncong stambul fajar

Alunan musik yang terdiri dari gitar akustik, gambus, dan biola ini merupakan salah satu musik tradisional Belitung.
Zaman dahulu musik berjenis keeoncong ini biasanya dimainkan ketika tengah malam hingga fajar (matahari terbit). Selama bermain musik para pemain akan disuguhkan hidangan (dalam bahasa belitung disebut "tambul")
Dari sanalah asal muasal nama stambul fajar. Karena mereka bermain musik hingga fajar dan selalu disuguhkan  hidangan (tambul) secara terus menerus.
Maka dinamakanlah musik khas desa suak gual ini keroncong stambul fajar.

Keeoncong fajar stambul fajar 
Salah satu budaya jenis musik ini sebenarnya hampir mengalami masa transisi yang sulit. Hal ini dikarenakan personil keroncong stambul fajar yang hanya menyisakan ki mat (65 tahun). Namun masa masa krisis transisi tersebut lambat laun mulai teratasi dengan adanya pokdarwis yang menolak lupa terhadap peninggalan leluhurnya. Sehingga proses transfer ilmu terus dilakukan oleh ki mat kepada personil baru stambul fajar yang terdiri dari para pemuda desa suak gual.

Selain musik keroncong stambul fajar, sebenarnya masih ada beberapa hiburan yang sering sitampilkan dan patut kita nikmati dalam berbagai kegiatan kebudayaan yg diadakan didesa ini. Seperti akustik, tari mantang karet, hadroh dan lain lain

Penari mantang karet desa suak gual




Tradisi mikul Pengantin

Sebagai traveller ataupun wisatawan, selain menjelajahi keindahan alam tentunya kita juga harus mengetahui adat dan tradisi suatu daerah.

Sebagaimana kebanyakan didaerah lain, maka di desa suak gual ini juga memiliki tradisi unik dalam prosesi upacara pernikahan.

Menurut jerri, prosesi pernikahan dimulai ketika mempelai laki-laki menunggu dijemput oleh mempelai wanita. Ketika proses penjemputan berlangsung, mempelai laki-laki menyerahkan tipa. Tipa merupakan sebuah kotak berisikan uang yang disimpan di balik rangkaian bunga sebagai ungkapan rasa senang memiliki seorang istri.
Setelah proses penjemputan selesai, rombongan mempelai wanita dan laki-laki berjalan menuju kediaman mempelai wanita. Selama perjalanan menuju rumah mempelai wanita, rombongan mempelai laki-laki akan diiringi musik yang berasal dari alat musik hadera.
Ketika tiba di rumah mempelai wanita, mempelai laki-laki tidak bisa langsung masuk untuk menemui pasangannya. Perwakilan mempelai laki-laki harus beradu pantun terlebih dahulu dengan perwakilan dari mempelai wanita. Tradisi beradu pantun ini biasa disebut berebut lawang.
Dalam berebut lawang, perwakilan mempelai laki-laki harus bisa menembus tiga pos sebelum diperbolehkan masuk menemui mempelai wanita. Ketika melakukan berebut lawang, perwakilan mempelai laki-laki memberikan uang kepada perwakilan wanita sebagai ‘uang perayu’ agar diperkenankan masuk.
Setelah berebut lawang memasuki pos terakhir, yakni tepat di depan kamar mempelai wanita, barulah akad nikah dilaksanakan. Sebelum akad nikah, perwakilan orangtua mempelai wanita membuka kotak tipa untuk melihat isi kotak tersebut. Setelah selesai membuka dan menerima pemberian mempelai laki-laki, barulah penghulu memulai prosesi ijab kabul". jelasnya menambahkan.

Pakaian Pengantin Perempuan

Pakaian pengantin perempuan adalah baju kurung dengan bahan beludru merah yang dilengkapi dengan teratai atau penutup dada serta menggunakan kain cual yaitu kain tenun asli Bangka yang berasal dari Mentok, dengan hiasan kepala yang biasa kita sebut Paksian dan dilengkapi dengan asesoris :


- Kembang cempaka
- Kembang goyang
- Daun bambu
- Kuntum cempaka
- Sepit udang
- Pagar tenggalung
- ari bulan
- Tutup sanggul atau kembang hong
- Kalung
- Anting panjang
- Gelang
- Pending untuk pinggang

Pakaian Pengantin Laki-Laki

Sementara itu untuk pakaian pengantin laki-laki terdiri dari :


- Jubah panjang sebatas betis
- Selempang yang dipakai pada bahu sebelah kanan
- Celana
- Penutup kepala seperti sorban  (sungkon)
- Pending
- elop / Sendal Arab









Tentang Kelompok sadar wisata pagal piling



Anggota pokdarwis memakai pakaian adat di sekretariat pokdarwis pagal piling



Pemdes, pokdarwis dan tim ekspedisi nusantara jaya bangka belitung

"Akan sampai pada sebuah karya besar, meskipun hasil dari langkah-langkah kecil.".

Ekspedisi Nusantara Jaya, Bersama Membangun Negeri Laskar Pelangi Bangka Belitung


"Akan sampai pada sebuah karya besar, Meskipun hasil dari langkah-langkah kecil"

Indonesia memiliki kebanggan alam  dan budaya yang sangat besar, pada dasarnya hal tersebut mampu menjadikanya sebagai penompang kuat untuk menambah pembangunan bangsa ini.
Salah satunya  daerah yang kaya dengan alamnya adalah Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi  yang menghadirkan beragam pulau ini Memiliki keindahan alam yang sangat menjanjikan untuk dinikmati, Aroma pariwisata yang sangat terasa dikawasan tersebut membuat negeri laskar pelangi ini menempatkan dirinya sebagai daerah tujuan wisatawan yang mendunia.

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman berupaya kembali merajut, menjangkau dan merapatkan seluruh daerah dan pulau terdepan Indonesia dengan menghadirkan kembali kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya. Setelah sukses di dua tahun sebelumnya kegiatan ini kembali digelar dengan pengembangan yang lebih baik, Salah satunya di wilayah sumatera.  Pada Tahun 2015 yang merupakan tahun perdana ENJ hanya melaksanakan sekitar 3 rute keberangkatan diwilayah sumatera ( Aceh, Sumatera barat dan Kepulauan Riau ), ditahun kedua terjadi peningkatan dengan bertambahnya daerah keberangkatan ( Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat dan Bengkulu ), sementara itu ditahun ketiga hampir seluruh daerah di pulau sumatera menjadi target pelaksanaan ENJ ( Aceh, sumbar, sumut, riau, bengkulu, sumsel,babel, lampung) 

(Tulisan ini belum selesai )



Advertisement

Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, mati masuk surga,.. InsyaAllah

Popular