Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, meninggalkan dunia untuk surga,.. InsyaAllah

maritime tourism, Historical heritage and cultural resource in Suak Gual, Indonesia (wisata bahari, sejarah dan budaya di pulau mendanau bangka belitung )

Pesona mercusuar tanjung lancor dari laut Pesona pariwisata dan khasanah alam budaya memiliki prospek yang cukup potensial untuk me...

Bohong itu Boleh, Malah Wajib. Apabila....

Ada begitu banyak manusia yang memiliki harapan kepada orang lain yang terlalu tinggi melebihi apa yang mampu diberikan orang tersebut. Dan perkara ini tidak sedikit sering melanda dari banyak pasangan, yang terlalu banyak berharap kepada pasangan  tanpa memperhatikan tingkat kemampuan dari pasangannya. Nah,    ketika harapan itu tak terwujud dalam bahtera kehidupan yang dilaluinya, maka tak ada lagi yang tersisa kecuali kekecewaan. masalahnya adalah, mana sikap yang kita pilih, mengungkapkan rasa kecewa kepada pasangan kita, atau memendamnya dengan niatan agar pasangan kita hatinya tidak tersakiti.?

Maka akan timbul permasalahan baru mengenai sebuah kejujuran.
 apakah kita harus mengeluarkan kejujuran yang  sebenarnya adalah kewajiban atau malah harus bersahabat dengan kedustaan yang hukumnya haram sehingga di cap sebagai orang munafik  .?

Sebagian Ulama menganjurkan untuk tetap memekarkan senyum, meski senyum terpaksa atau pura-pura belaka, mungkin sebagian kita ada yang memandang bahwa itu merupkan sebuah senyum kepalsuan/kedustaan yang notabenenya tidak akan bisa natural.

Apakah dibolehkan ?

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Kultsum binti 'Utbah, yang berkata, bahwa "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah membolehkan  sedikitpun kedustaan melainkan tiga hal, salah satunya adalah dusta kepada pasangan  ( suami kepada  istrinya ) untuk kebaikan."

Lalu dalam keadaan yang bagaimana sajakah kita pantas/ diperbolehkan untuk berbohong..?

Masih dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Kultsum binti 'Utbah yang berkata "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah  memberi kelonggaran berdusta melainkan tiga hal : [1] orang yang berbicara dengan maksud hendak mendamaikan. [2] orang yang berbicara bohong dalam peperangan.dan [3] suami yang berbicara kepada istri dan istri yang berbicara kepada suami ( mengharapkan kebaikan dan keselamatan atau keharmonisan rumah tangga.

Tidak mungkin dapat diterima jika seseorang yang hendak mendamaikan pihak-pihak yang berselisih menyampaikan apa yang oleh satu pihak disampaikan kepada pihak lain. Itu pasti akan lebih mengobarkan api yang sedang menyala. Ia harus berusaha meredakan suasan, jika perlu boleh menambah-nambah ddengan berbagai perkataan yang manis dan tidak menyebut cercaan atau umpatan yang pihak satu dengan pihak yang lain.


Demikian pula, untuk hal yang keduayaitu masalah berbohong dalam perang.
ada sebuah cerita pembunuhan Shaaban Ibn Khalid al-Hazly ketika pada zaman Rasulullah.


Dikatakan bahwasanya Shaaban mengumpulkan  tentara untuk memerangi Rasulullah. Rasulullah pun membalas dengan memerintahkan Abdullah Ibn Anisuntuk membunuh Shaaban. kemudian calon pembunuh itu pun meminta izin kepada Rasulullah agar dapat berbohong . Rasulullah setuju dan lalu memerintahkan agar calon pembunuh berbohong dan mengaku dari suku Khazaa. Ketika Shaaban  melihat datangnya Abdullah, ia bertanya asal kesukuannya. Abdullah menjawab,"dari Khazaa." ia ;a;u menambahkan ,"saya dengar kamu sedang mengumpulkan tentara untuk memerangi Muhammad dan saya datang untuk bergabung dengan mu." Abdullah mulai berjalan dengan Shabaan dan bercerita kepadanya bagaimna Muhammad datang dengan ajaran Palsunya. dan ketika mereka sampai di tenda Shaaban. sahabat-sahabat Shaaban meninggalkannya dan Shaaban mengundang Abdullah untuk masuk dan istirahat bersamanya. ketika Shaaban mulai tertidur, Ia memenggal kepala Shaaban . saat Rasulullah melihat Abdullah kembali, Ia berteriak " Aflaha al-wajho (wajahmu penuh kemenangan)." Abdullah membalas,"Wajahmu-lah, Rasulullah yang penuh kemenangan (Aflaha al-wajho ya Rasul Allah.").

Ada sebuah buku yang berjudul " The spirit of Islam" ole pakar muslim, Afif A. Tabbarah ditulis untuk mem-promosikan Islam. tapi lihat pada halaman 247 " Berbohong tidak selalu buruk;ada kalanya dimana berbohong lebih bermanfaat dan lebih baik bagi kesejahteraan umum.(dengan mendukung/mengatakan hal yang benar)."

Advertisement

Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, mati masuk surga,.. InsyaAllah

Popular