Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, meninggalkan dunia untuk surga,.. InsyaAllah

maritime tourism, Historical heritage and cultural resource in Suak Gual, Indonesia (wisata bahari, sejarah dan budaya di pulau mendanau bangka belitung )

Pesona mercusuar tanjung lancor dari laut Pesona pariwisata dan khasanah alam budaya memiliki prospek yang cukup potensial untuk me...

"Bahkan tidak memilih pun sebuah pilihan"




            Bila hati dan pikiran telah mengantar mata kita untuk menjejak sampai disini,  ternyata ada sebuah hasrat dari dalam diri yang telah memutuskan untuk ikut melakukan perjalanan kesebuah dunia lain. Dan disini, di pelabuhan ini, pandangan seketika terpaut  pada dua pasang candi besar yang masing-masing membentuk sebuah gerbang , ya antara gerbang masuk dan gerbang keluar. Keduanya berdiriberdiri kokoh sebagai gerbang dualitas yang seolah memberi kita pilihan awal arah perjalanan, kedalam atau keluar.

“kenapa setiap kali terbangun pada pagi hari saya selalu dihadapkan pada berbagai pilihan yang harus dipilih untuk dijalani hari ini ?” demikian seorang sahabat menggugat kehidupannya. Memang, perjalanan hidup selalu memberi pilihan. Bahkan jauh diawal ketika mulai memasuki sebuah kehidupan, kita sudah  dihadapkan pada dua pilihan; menjadi laki-laki atau perempuan. Begitu lahir, kita dihadapkan dua resiko; lahir hidup atau lahir mati. Bila berhasil hidup untuk menjalani kehidupan, kita kembali diterjang berbagai dualitas yang kerap kali sulit untuk dipilih salah satunya.
Kehidupan ini ternyata mirip sebuah pohon besar berdaun rimbun. Ada sebentuk batang yang kokoh bercabang-cabang menjadi dahan, lalu bebagi membentuk ranting-ranting, dan di ujungnya, lebat berselimut pucuk-pucuk berwarna hijau, kuning, dan cokelat dedaunan. Kerimbunan pohon yang tak samar mewakili kerumitan dalam kehidupan, jika dicermati dan dirunut sesungguhnya hanya sekumpulan dualitas yang saling bersinergi dan mengakar pada sang sumber. Sattu reka menjadi dua, dua menjadi empat,empat menjadi delapan dan terus berganda seiring dengan waktu.
Sebagian besar kita lekat terjebak dan menikmati kegelapan rimbun dedaunan yang seolah memayungi kita dari panas maahari.  Padahal dibalik panas yang kadang sengaja kita hindari itu ada kehangatan dan “pencerahan” yang sangat perlu dan memungkinkan kita melihat dengan terang segala sisi kehidupan apa adanya, tanpa bayang-bayang. Keterjebakan dalam bayangan inilah yang kerap mengungkung kita dalam keterbatasan persepsi. Alhasil, setiap permasalahan kecil dalam perjalanan hidup dapat berwajah sebagai sebentuk persoalan yang maha besar karena wujud awalnya yang kecil telah ditutupi oleh bayangan rimbunpohon kehidupan itu.

No comments:

Post a Comment

Advertisement

Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, mati masuk surga,.. InsyaAllah

Popular