Bila hati dan pikiran telah mengantar mata kita untuk
menjejak sampai disini, ternyata ada
sebuah hasrat dari dalam diri yang telah memutuskan untuk ikut melakukan
perjalanan kesebuah dunia lain. Dan disini, di pelabuhan ini, pandangan seketika
terpaut pada dua pasang candi besar yang
masing-masing membentuk sebuah gerbang , ya antara gerbang masuk dan gerbang
keluar. Keduanya berdiriberdiri kokoh sebagai gerbang dualitas yang seolah
memberi kita pilihan awal arah perjalanan, kedalam atau keluar.
“kenapa
setiap kali terbangun pada pagi hari saya selalu dihadapkan pada berbagai
pilihan yang harus dipilih untuk dijalani hari ini ?” demikian seorang sahabat
menggugat kehidupannya. Memang, perjalanan hidup selalu memberi pilihan. Bahkan
jauh diawal ketika mulai memasuki sebuah kehidupan, kita sudah dihadapkan pada dua pilihan; menjadi laki-laki
atau perempuan. Begitu lahir, kita dihadapkan dua resiko; lahir hidup atau
lahir mati. Bila berhasil hidup untuk menjalani kehidupan, kita kembali diterjang
berbagai dualitas yang kerap kali sulit untuk dipilih salah satunya.
Kehidupan
ini ternyata mirip sebuah pohon besar berdaun rimbun. Ada sebentuk batang yang
kokoh bercabang-cabang menjadi dahan, lalu bebagi membentuk ranting-ranting,
dan di ujungnya, lebat berselimut pucuk-pucuk berwarna hijau, kuning, dan
cokelat dedaunan. Kerimbunan pohon yang tak samar mewakili kerumitan dalam
kehidupan, jika dicermati dan dirunut sesungguhnya hanya sekumpulan dualitas
yang saling bersinergi dan mengakar pada sang sumber. Sattu reka menjadi dua,
dua menjadi empat,empat menjadi delapan dan terus berganda seiring dengan
waktu.
Sebagian
besar kita lekat terjebak dan menikmati kegelapan rimbun dedaunan yang seolah
memayungi kita dari panas maahari.
Padahal dibalik panas yang kadang sengaja kita hindari itu ada
kehangatan dan “pencerahan” yang sangat perlu dan memungkinkan kita melihat
dengan terang segala sisi kehidupan apa adanya, tanpa bayang-bayang.
Keterjebakan dalam bayangan inilah yang kerap mengungkung kita dalam
keterbatasan persepsi. Alhasil, setiap permasalahan kecil dalam perjalanan
hidup dapat berwajah sebagai sebentuk persoalan yang maha besar karena wujud
awalnya yang kecil telah ditutupi oleh bayangan rimbunpohon kehidupan itu.
No comments:
Post a Comment