Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, meninggalkan dunia untuk surga,.. InsyaAllah

maritime tourism, Historical heritage and cultural resource in Suak Gual, Indonesia (wisata bahari, sejarah dan budaya di pulau mendanau bangka belitung )

Pesona mercusuar tanjung lancor dari laut Pesona pariwisata dan khasanah alam budaya memiliki prospek yang cukup potensial untuk me...

Bersyukur (senyum seorang anak penjaja ojek payung)

ini merupakan sebuah cerita motivasi, sebuah renungan yang kebetulan datang dari pengalaman saya sendiri, sebuah cerita yang setelah membacanya tidak akan hilang seperti kepulan kabut dipagi hari yang menghilang karena matahari. namun renungkanlah dan bawalah cerita ini kedalam kehidupan sobat semua. maka ketahuilah bahwa sesungguhnya hidup ini terasa indah dengan sebuah kata syukur.
Alhamdulillah..


 betapa Jadwal kuliah padat, serta tugas-tugas menumpuk yang selalu mengejekku  terasa membuatku merasa penat, dan pada akhirnya di selesaikan oleh berbagai keluhan yang keluar dari mulutku. Namun setelah bertemu dengannya, aku tersadar seberat dan sesibuk apapun kuliahku dan organisasiku, betapa masih beruntung dan bersyukurnya diri ini karena masih bisa memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu.


Gumpalan awan hitam mulai mengintai dan menyelimuti langit disore itu. Tetes demi tetes air mulai menghujami segala sesuatu yang ada dipermukaan bumi, hanya dalam beberapa hitungan detik, hujan seakan menampakkan betapa perkasanya, dengan guyuran  sangat amat deras. Jalanan kota pekanbaru yang biasanya dipenuhi dan dipadati berbagai macam kendaraan, bahkan kemacetan yang sudah menjadi sahabat para pengendara, kini seakan-akan tanpa kehidupan sama sekali, terasa lengang, sunyi dan sepi terasa.

Sebagai seorang mahasiswa semester satu dikala itu, hari-hariku disibukan dengan berbagai kegiatan kampus dan amanah-amanah baru di organisasi. Berangkat pagi pulang sore hari ya seperti itulah, belum ada yang istimewa hingga pada saatnya pada awal November 2012 saya mendapatkan sesuatu yang luar biasa.
“payungnya pak”, “payungnya bu’ ”, sapa seorang anak yang menghampiri para pengunjung yang sedang menunggu hujan reda di pelataran Mall Pekanbaru sambil mengarahkan payung hitam tanpa corak. Dia tak sendirian, ada beberapa orang anak juga melakukan aktivitas seperti dia.
Ya Allah, di depanku ada seorang anak yang kurang beruntung dengan sejuta semangat untuk tetap mencari dan mengais rezeki ditengah-tengah derasnya hujan. Rasa iba, tak tega mulai merasuk kedalam hati dan pikiran ini. Apa yang bisa kuperbuat ? bahkan beberapa ribu yang akan kuberikan juga tak akan mampu mengubah hidupnya, batinku. Mata ini seakan-akan tak mampu lagi membendung dan mulai berkaca-kaca. Namun sebisa mungkin harus bisa menahannya. Karena tak ingin mengeluarkan ditempat umum dengan khalayak ramai.
Kupandangi bocah kecil itu, tubuhnya yang kurus dengan dibalut kaos lengan pendek yang seakan-akan hampir menutupi tubuh bocah itu karena terlihat kebesaran. Berjalan kesana-kemari menghantarkan pengunjung yang menggunakan jasanya tanpa alas kaki., seluruh tubuhnya basah kuyup karna derasnya air hujan yang melanda seisi kota ini.

Asstagfirullah,, saya dan teman saya saja yang memakai jaket, merasa sangat dingin hingga menembus tulang. Bagaimana dengan anak itu ? yang bahkan sudah sedari tadi berjalan dibawah guyuran menawarkan jasa ojek payung hujan tanpa berjaket, tanpa alas kaki pula. Sementara yang keluar dari mulutku saat itu “ah sial, kenapa pakai acara hujan segala, kalau sudah begini bagaimana kami harus pulang”. Aku malu terhadap diriku sendiri. Hujan yang notabenenya merupakan rezeki dari Allah, tak pula aku mensyukurinya. Sementara anak-anak itu sepertinya mereka bahagia dengan datangnya hujan meskipun harus menahan rasa dingin yang sangat amat. Setidak-tidaknya mereka mendapat uang tambahan untuk mencukupi hidup mereka.

Astagfirullah,, betapa tak diuntungnya hambamu ini ya Allah , sejuta keluhan yang acapkali  menghiasi hati dan keluar dengan lantangnya dari mulut ini. Seakan membuat diri ini tak mempunyai rasa syukur atas segala nikmat yang telah Engkau berikan, Sementara anak itu ? tak sedikitpun rasa marah, kesal atau kecewa terlintas diraut wajahnya, namun lebih dihiasi senyuman manis kepada siapa saja yang ia hampiri.

No comments:

Post a Comment

Advertisement

Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, mati masuk surga,.. InsyaAllah

Popular