Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, meninggalkan dunia untuk surga,.. InsyaAllah

maritime tourism, Historical heritage and cultural resource in Suak Gual, Indonesia (wisata bahari, sejarah dan budaya di pulau mendanau bangka belitung )

Pesona mercusuar tanjung lancor dari laut Pesona pariwisata dan khasanah alam budaya memiliki prospek yang cukup potensial untuk me...

Kemerdekaan dan Kebebasan. apakah reformasi kita kebablasan ??


Seorang teknolog sekaligus tooh bangsa dengan reputasi Internasional pernah mengemukakan "bahwa manusia itu membutuhkan dua hal, yakni : Merdeka dan Bebas. menurutnya, ada manusia baik secara individu maupun kelompok yg merasa bebas tapi tidak merdeka. begitu pula sebaliknya, ada manusia yang secara individu maupun kelompok yang merasa merdeka akan tetapi tidak merasa bebas. dua kata " Bebas dan Merdeka" merupakan sesuatu yg dibutuhkan setiap individu dan kelompok manusia, dua kata tersebut bermakna bagaikan dua keping mata uang.

Merdeka dan Bebas, bila dikaitkan dengan perjalanan sejarah bangsa indonesia, pada tahun 1945 memang kita  sebagai bangsa indonesia telah menyatukan kemerdekaannya. rakyat indonesia sebagai sebuah bangsa yang berjuang secara nasional melalui tekd kebangkitan nasional di tahun 1908. 20 tahun kemudian menguatkan tekad itu dengan ikrar sumpah pemuda dari berbagai perkumpulan pemuda yang berlatar belakang  berbeda; agama, etnis, bahasa dan wilayah di nusantara dengan satu kata "satu indonesia" untuk tanah air, bangsa dan bahasa. setelah itu pendahulu kita itu berjuang baik dengan gagasan-gagasan yang dilontarkan untuk menemukan format apa yang menjadi landasan dan cita-cita rakyat di nusantara dengan semangat ke Indonesiaannya itu. sampai akhirnya menemukan sebuah momentum yakni 37 tahun setelah kebangkitan Nasionl, kita menyatakan kemerdekannya, melalui Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945. saat itu sebagai bangsa kita telah Merdeka.

Namun pada saat itu juga,  kita belum mampu memberikan pada kemerdekaan itu sebuah kebebasan sekaligus. kondisi bangsa Indonesia  sebagai wilayah yg luas, sebuah benua Maritim indonesia yang memiliki budaya dgn etnik majemuk " etnik group" yang ada didalam demikian banyak bertebaran diberbagai wilayah pulau-pulau  nusantara, nelumlah mampu berhubungan secara rasional , cepat seperti sekarang ini. mereka belum mampu menyamaikan isi hatinya dalam satu bahasa Indonesia. oleh karena itu, pada masa itu di tahun 1945, era pemerintahan soekarno sampai berakhirnya era pemerintahan soeharto 1998, kita sebagai bangsa telah "merasakan merdeka" akan tetapi belum "merasakan kebebasan". di tahun 1998 itulah, saat reformasi tegak, barulah kita  sebagai bangsa "merasakan merdeka" sekaligus "merasakan bebas". kebebasan tersebut sangat diperlukan sebagai bagian dari dua sisi yang saling melengkapi setelah kemerdekaan, namu harus disertai tanggung jawab.

sebelas tahun reformasi, ada kemerdekaan dan kebebasan, bahkan kebebasan ya
ng tampak di permukaan baik yang terlontar dalam bentuk gagasan, protes, ungkapan perasaan sampai kepada tingkat euphoria baik dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik  maupun dalam gaya hidup.
pertanyaannya " apakah reformasi kita telah kebablasan..?"
rasanya tidak ada yang kebablasan, melainkan masih dalam euphoria kebebasan. "kebablasan" itu  There is no return, sedangkan euphoria itu The out of control just the momment atau lepas dari kesadaran sesaat.

kita tidak bisa menyamakan apa yang terjadi di Indonesia sama dengan  yang terjadi di Uni Soviyet ( sekarang Rusia). Ketika Rusia masih bernama Uni Soviyet Merka telah merdeka, akan tetapi rakyatnya tidak bebas, untuk memberikan kebebasan  kepada rakyatnya, mereka  harus terpecah pecah menjadi beberapa negara, dan Rusiayg dulu Uni Soviyet sudah tidak ada lagi. demikian pula Yugoslavia di timur tengah, kita menyaksikan apa yang terjadi di Irak, Afganistan. Semua itu terjadi dengan apa yang disebut "Balkanisasi". sampai hari ini kita bersyukur, kita semua Presiden Gus dur, Megawati, SBY. mereka berhasil menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa. selain itu mereka masih tetap menjaga dan setia dengan nilai darri UUD 1945."

Presiden republik Indonesia Ketiga me-redesign bagaimana bangsa dibangun untuk mampu menatap masa depan penuh kepercayaan diri dan disegani dalam konteks kebebasan, yakni :

1. kebebasan untunk mmbangun kehidupan bangsa yg demokratis.
2. kebebasan menghormati HAM dan Kewajiban Asasi Manusia (KAM)
3. kebebasan membangun kehidupan bangsa yg mandiri, bermartabat dan berdaya saing.
4. kebebasan mengembangkan nilai-nilai moral dan kode etik.
5. kebebasan mengembangkan n=manusia yg memiliki nilai dan etos enterpreneurship.
6. kebebasan mengembangkan manusia yang produktif dan unggul dibidangnya.
(dikutip dari isi pidato ilmiah BJ Habibie)

kebebasan individu sebebas-bebasnya termasuk kemerdekaan semerdeka-merdekanya akan melahirkan ketidakbebasan dan ketidakmerdekaan bagian  dari yang lain, tentu disini terjadi karena tirani satu pihak kepada pihak lain. sebab kemerdekaan individu secara mutlak akan melahirkan penindasan, karena kemerdekaan satu individu akan membatasi kemerdekaan individu yang lain. sebaliknya, keadilan sosial tanpa adanya kemerdekaan individu merupakan perampasan hak asasi manusia. keadilan harus tetap memberi ruang bagi kemerdekaan individu. harmonisasi antara kemerdekaan individu dengan keadilan sosial inilah yang akan melahirkan kesejahteraan hidup manusia dalam membangun peradabannya.

dengan demikian kebebasan untuk membangun, mengembangkan dan menghormati segala apa yang akan dikerjakan oleh kita membangun peradaban indonesia yang unggul, tidak lain ialah kebebasan yang bertanggung jawab, berbudaya dan bermartabat. selain itu karena kita hidup dalam bertanggung jawab, berbudaya dan bermartabat hanya mungkin bila setiap manusia indonesia sekaligus bangsa indonesia memiliki kecukupan moral, etik yang berasal dari agama (iman dan taqwa).

No comments:

Post a Comment

Advertisement

Hijrah Hati menuju taqwa, menelusuri jejak sang idola, kecil dibina, remaja terjaga, muda bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, mati masuk surga,.. InsyaAllah

Popular